MAKALAH
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
(RESEARCH AND DEVELOPMENT)
Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika
Dosen pengampu : Dr. Sunismi, M.Pd.
Disusun
oleh:
Kelompok 4
1.
Alfiyan Puja Dewantara (21401072089)
2.
Siti Nur Rohmah (21401072095)
3.
Syan Wiji Astuti (21401072096)
4.
Kautsar Kimiatus Sa’adah (21401072104)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM MALANG
2017
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ilmu
pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat, sesuai
dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama
belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup
bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem peningkatan mutu
pendidikan. yang bertujuan menghasilkan
siswa yang berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Ada banyak upaya yang dapat dilakukan oleh setiap insan pendidikan
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya adalah dengan
melakukan kegiatan penelitian, Penelitian
adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu tertentu
dengan menggunakan metode ilmiah. Agar penelitian dapat berlangsung secara
lancar, maka peneliti harus membuat rancangan penelitiannya, khususnya penilitian pendidikan.
Melalui penelitian, masalah-masalah dalam pendidikan dapat
"tertangkap" kemudian ditemukan solusinya. Hal-hal baru yang lebih
inovatif dalam pendidikan dapat pula dikembangkan dan diaplikasikan dari sebuah
penelitian. Salah satunya penelitian
yang efektif untuk hal tersebut, yaitu dengan penelitian pengembangan/research
and development (R&D), dijelaskan oleh Borg & Gall (1983) Strategi
untuk mengembangkan sebuah produk pendidikan, disebut sebagai penelitian
(reseach) dan pengembangan (development).
Dari sini,
penulis akan mencoba mangkaji tentang penelitian pengembangan (R&D) dalam dunia
pendidikan dan diharapkan dari pengkajian dan pengembangan akan memberikan
kontribusi dalam upaya pencapaian tujuan penelitian dan pengembangan bagi
seorang peneliti, yaitu untuk mendapatkan suatu reformasi atau perubahan yang
terjadi dalam kurun waktu tertentu. Sebagai dasar yang melatarbelakangi ,maka
dibuatlah makalah ini dengan tema “Penelitian dan Pengembangan/Research and
Development’’
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian Penelitian dan Pengembangan ?
2.
Apa tujuan dari Penelitian dan Pengembangan ?
3.
Apa saja karakteristik Penelitian dan Pengembangan ?
4.
Apa saja model-model dari Penelitian dan Pengembangan ?
5.
Bagaimana teknik penyusunan laporan Penelitian dan Pengembangan ?
6.
Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Penelitian dan Pengembangan ?
1.3 TUJUAN
1.
Untuk mengetahui pengertian Penelitian dan Pengembangan.
2.
Untuk mengetahui tujuan dari Penelitian dan Pengembangan.
3.
Untuk mengetahui karakteristik Penelitian dan Pengembangan.
4.
Untuk mengetahui model-model dari Penelitian dan Pengembangan.
5.
Untuk mengetahui teknik penyusunan laporan Penelitian dan Pengembangan.
6.
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Penelitian dan Pengembangan.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 PENGERTIAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Menurut Sugiyono (2009) metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa
Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut.
Pendapat Sujadi (2003)
menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan proses atau langkah
untuk mengembangkan suatu produk baru, untuk menyempurnakan produk yang sudah
ada, yang bisa dipertanggungjawabkan.
Sedangkan menurut Soenarto
(2008) penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang memiliki tujuan
menghasilkan dan mengembangkan prototipe, desain, materi pembelajaran, media,
strategi, pembelajaran, alat evaluasi pendidikan dan sebagainya. Penelitian
untuk memecahkan masalah praktis dalam dunia pendidikan, maasalah di kelas,
yang dihadapi oleh guru/dosen alam pembelajaran. Penelitian bukan untuk menguji
teori, menguji hipotesis, namun menguji dan menyempurnakan produk.
Sementara dalam bidang pendidikan Borg and Gall (1985) dalam Sugiyono
(2009) menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan (Research and
development/R&D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan
dan pembelajaran.
2.2 TUJUAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
Pada tujuan penelitian pengembangan
biasanya berisi dua informasi, yaitu (1) masalah yang akan dipecahkan dan (2)
spesifikasi pembelajaran, model, soal, atau perangkat yang akan dihasilkan
untuk memecahkan masalah tersebut. Selama dua aspek ini terkandung dalam sebuah
rumusan masalah penelitian pengembangan, maka rumusan masalah tersebut sudah
benar. Dapat dikatakan bahwa tujuan Penelitian Pengembangan adalah menginformasikan proses
pengambilan keputusan sepanjang pengembangan dari suatu produk menjadi berkembang
dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada
situasi kedepan.
Menurut Akker (1999) tujuan
penelitian pengembangan khusus dalam bidang pendidikan dibedakan berdasarkan aspek
pengembangan, yakni bagian kurikulum, teknologi dan media, pelajaran dan
instuksi, dan pendidikan guru didaktis. Berikut ini penjelasannya :
1.
Pada bagian kurikulum
Tujuannya adalah menginformasikan proses pengambilan
keputusan sepanjang pengembangan suatu produk/program
2.
Pada bagian teknologi dan media
Tujuannya adalah untuk menigkatkan proses rancangan
instruksional, pengembangan, dan evaluasi.
3.
Pada bagian pelajaran dan instruksi
Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam dalam perancangan
lingkungan pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari
pengamatan dan pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan
untuk pemahaman fundamental ilmiah.
4.
Pada bagian pendidikan guru dan didaktis
Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran
keprofesionalan para guru dan atau menyempurnakan perubahan dalam suatu
pengaturan spesifik bidang pendidikan.
2.3
KARAKTERISTIK PENELITIAN PENGEMBANGAN
Menurut Santyasa (2009) penelitian
pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran memiliki
karakteristik sebagai berikut.
1. Masalah yang ingin dipecahkan
adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran.
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran
serta media
belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi
siswa.
3. Proses pengembangan produk,
validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga
produk
4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan
media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan
dilaporakan secara sistematis
sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
2.4 MODEL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Model pengembangan diartikan sebagai proses
desain konseptual dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada
sebelumnya, melalui penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat
meningkatkan kualitas pencapaian tujuan (Sugiarta, 2007). Berikut akan
diuraikan model-model penelitian dan pengembangan diantaranya:
1. R&D
Menurut Kemp
Menurut Kemp dalam Trianto (2007)
Pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap
langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan
perangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut.
Model pengembangan sistem pembelajaran ini
memuat pengembangan perangkat pembelajaran. Terdapat sepuluh unsur rencana
perancangan pembelajaran. Kesepuluh unsur tersebut adalah:
1. Identifikasi masalah pembelajaran
2. Analisis siswa
3. Analisis tugas
4. Merumuskan indikator
5. Penyusunan instrumen evaluasi
6. Strategi pembelajaran
7. Pemilihan media atau sumber belajar.
8. Merinci pelayanan penunjang
9. Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil program
10.
Melakukan kegiatan revisi perangkat
pembelajaran
2. R & D
Versi Dick and Carey
Perancangan pengajaran menurut sistem
pendekatan model Dick & Cerey, yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou
Carey dalam Trianto (2007). Model pengembangan
ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan
komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang
akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut.
Dari model tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Identifikasi tujuan (Identity Instruyctional Goals).
2. Melakukan analisis instruksional (Conducting a goal Analysis). .
3. Mengidentifikasi tingkah aku awal / karakteristik siswa (Identity
Entry Behaviours, Characteristic)
4. Merumuskan tujuan kinerja (Write Performance Objectives)
5. Pengembangan tes Acuan aatokan (Developing criterian-referenced test
items).
6. Pengembangan strategi pengajaran (Develop instructional strategy).
7. Pengembangan atau memilih pengajaran (Develop and select
instructional materials).
8. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif (Design and conduct
formative evaluation).
9. Menulis perangkat (Design and conduct summative evaluation).
10. Revisi pengajaran (Instructional revitions).
3. Versi
Borg and Gall
Menurut Borg and Gall (1989) yang dimaksud
dengan model penelitian dan pengembangan adalah “a process used develop and
validate educational product”. Kadang-kadang penelitian ini juga disebut “research
based development”, yang muncul sebagai strategi dan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.
Menurut Borg dan Gall (1989) dalam Sukmadinata (2005)
menjelaskan ada sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan
pengembangan, yaitu:
1.
Penelitian dan pengumpulan data (research and
information collecting).
2.
Perencanaan (planning)
3.
Pengembangan draf produk
(develop preliminary form of product)
4.
Uji coba lapangan awal (preliminary
field testing)
5.
Merevisi hasil uji coba
(main product revision)
6.
Uji coba lapangan (main field testing)
7.
Penyempurnaan produk
hasil uji lapangan (operasional product revision)
8.
Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing)
9.
Penyempurnaan produk
akhir (final product revision)
10. Diseminasi dan implementasi (Dissemination
and implementation)
4. Versi 4D
Metode pengembangan (Development
Research) dengan menggunakan pendekatan pengembangan model 4D (four-D
model). Adapun tahapan model pengembangan meliputi tahap pendefinisian (define),
tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan
tahap ujicoba (disseminate). Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini
baru sampai pada tahap pengembangan (develop).
Secara garis besar keempat tahap tersebut
sebagai berikut (Trianto, 2007).
5. Versi ADDIE
Munir
(2010) menggunakan lima tahapan pengembangan multimedia yaitu tahap analisis,
desain, pengembangan, implementasi dan penilaian. Model
pengembangan tersebut dikenal dengan model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement- Evaluate).
ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan
Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun
perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan
mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan
yakni :
1. Analysis (analisa)
2. Design (desain / perancangan)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
2.5 TEKNIK PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan produk atau
menyempurnakan produk. Produk tersebut dapat berbentuk benda atau perangkat keras, seperti buku, modul,
alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium atau juga terangkat lunak
(Software) seperti program komputer, modul pembelajaran dan lain-lain. Dalam
pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluatif,
dan eksperimental. Variasi metode inilah yang mendasari substansi proposal yang harus disusun.
Secara umum, garis besar isi usulan penelitian dan pengembangan dapat disusun dengan sistematika
sebagai terikut:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Produk yang Akan Dihasilkan
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Desain dan Prosedur Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Instrumen Penelitian
E. Analisis Data
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
PERINCIAN BIAYA
PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA
2.6 KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN
Kelebihan :
1.
Pendekatan R & D mampu menghasilkan suatu
produk/model yang memiliki nilai validasi tinggi, karena produk tersebut
dihasilkan melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi oleh ahli.
2.
Pendekatan R & D merupakan penghubung antara
penelitian yang bersifat teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis.
3.
Metode penelitian yang ada dalam R & D cukup
komprehensif, mulai dari metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
4.
Mendorong proses inovasi produk/model yang tiada henti
sehingga diharapkan akan selalu ditemukan produk/model yang selalu actual
dengan tuntutan kekinian.
5.
Mampu mengatassi kebutuhan nyata dan mendesak (real
needs in the here-and-now) melalui pengembangan solusi atas suatu masalah
sembari menghasilkan pengetahuan yang bisa digunakan di masa mendatang.
Kekurangan:
1.
Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relative panjang,
karena prosedur yang harus ditempuh relatif kompleks.
2.
Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena
penelitian R & D ditujukan untuk pemecahan masalah “here and now”,
dan dibuat berdasar sampel (spesifik), bukan populasi.
3.
Penelitian R & D memerlukan sumber dana dan sumber
daya yang cukup besar.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PENGERTIAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Terdapat banyak definisi dari penelitian
dan pengembangan/research and development (R&D) dari beberapa ahli.
Berikut ini beberapa diantaranya yang kami himpun:
Menurut Sugiyono (2009) metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa
Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut.
Pendapat Sujadi (2003)
menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan proses atau langkah
untuk mengembangkan suatu produk baru, untuk menyempurnakan produk yang sudah
ada, yang bisa dipertanggungjawabkan.
Sedangkan menurut Soenarto
(2008) penelitian pengembangan merupakan penelitian yang memiliki tujuan
menghasilkan dan mengembangkan prototipe, desain, materi pembelajaran, media, strategi,
pembelajaran, alat evaluasi pendidikan dan sebagainya. Penelitian untuk
memecahkan masalah praktis dalam dunia pendidikan, maasalah di kelas, yang
dihadapi oleh guru/dosen alam pembelajaran. Penelitian bukan untuk menguji
teori, menguji hipotesis, namun menguji dan menyempurnakan produk.
Sementara dalam bidang
pendidikan Borg and Gall (1985) dalam Sugiyono (2009) menyatakan bahwa,
penelitian dan pengembangan (Research and development/R&D),
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Berbeda dengan
penelitian yang lainnya, R & D bertujuan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk-produk pendidikan dengan menggunakan langkah-langkah yang
disebut siklus R & D. siklus ini secara umum terdiri dari kajian terhadap
temuan oenelitian yang terkait dengan produk yang akan dikembangkan, uji
lapangan dalam setting sebenarnya (dimana produk tersebut akan digunakan), dan
merevisinya utuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam tahap
uji lapangan. Agar hasilnya lebih teliti dan tepat, siklus tersebut diulang
hingga data lapangan menunjukkan bahwa produk teresbut telah mencapai tujuan.
Penelitian dan pengembangan
pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan suatu mode pengembangan berbasis
industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk mendesain produk dan prosedur
yang kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi
disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan kualitas, dan standar tertentu.
Strategi penelitian dan pengembangan banyak digunakan dalam teknologi
instruksional atau teknologi pembelajaran yang sekarang lebih
difokuskan pada sistem instruksional atau sistem pombelajaran.
Strategi ini banyak digunakan untuk mengembangkan model-model desain atau perencanan pembelajaran, proses atau pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan model-model program pembelajaran.
Penelitian dan pengembangan juga banyak digunakan untuk mengembangkan bahan
ajaran, media pembelajaran serta manajemen pembelajaran. Penggunakan strategi
penelitian dan pengembangan dalam teknologi instruksional banyak digunakan
dalam pendidikan dan pelatihan bidang industri, bisnis, kemiliteran, teknologi,
kedokteran, dll. Pendekatan ini digunakan untuk pengembangan segi software, hardware, teknoware maupun manage ware.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian
dan pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
menghasilkan produk-produk tertentu serta menguji validitas dan keefektifan
produk tersebut dalam penerapannya.
3.2 TUJUAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
Pada tujuan penelitian pengembangan
biasanya berisi dua informasi, yaitu (1) masalah yang akan dipecahkan dan (2)
spesifikasi pembelajaran, model, soal, atau perangkat yang akan dihasilkan
untuk memecahkan masalah tersebut. Selama dua aspek ini terkandung dalam sebuah
rumusan masalah penelitian pengembangan, maka rumusan masalah tersebut sudah
benar. Dapat dikatakan bahwa tujuan Penelitian Pengembangan adalah menginformasikan proses
pengambilan keputusan sepanjang pengembangan dari suatu produk menjadi
berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal dari jenis
ini pada situasi kedepan.
Menurut Akker (1999) tujuan
penelitian pengembangan khusus dalam bidang pendidikandibedakan berdasarkan aspek
pengembangan, yakni bagian kurikulum, teknologi dan media, pelajaran dan
instuksi, dan pendidikan guru didaktis. Berikut ini penjelasannya :
1.
Pada bagian kurikulum
Tujuannya adalah menginformasikan proses pengambilan
keputusan sepanjang pengembangan suatu produk/program untuk meningkatkan suatu
program/produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan
berbagai hal dari jenis ini pada situasi ke depan.
2. Pada bagian teknologi dan media
Tujuannya adalah untuk menigkatkan proses rancangan
instruksional, pengembangan, dan evaluasi yang didasarkan pada situasi
pemecahan masalah spesifik yang lain atau prosedur pemeriksaan yang
digeneralisasi.
3.
Pada bagian pelajaran dan instruksi
Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam dalam perancangan
lingkungan pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari
pengamatan dan pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan
untuk pemahaman fundamental ilmiah.
4.
Pada bagian pendidikan guru dan didaktis
Tujuannya
adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para guru dan
atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik bidang
pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian
pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada
penelitian dan pengembangan dimana gagasan teoritis dari perancang memberi
pengembangan produk yang diuji di dalam kelas yang ditentukan, mendorong
secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan menemukan produk, proses
pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional.
3.3 KARAKTERISTIK PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Menurut Santyasa (2009), penelitian
pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah
masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi
dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya
terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
2. Pengembangan model, pendekatan dan
metode pembelajaran serta media belajar
yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Proses pengembangan produk, validasi
yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan
sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. Proses pengembangan,
validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas,
sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik
4. Proses pengembangan model,
pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan
dilaporakan secara sistematis
sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
3.4 MODEL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Model pengembangan diartikan sebagai proses
desain konseptual dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada
sebelumnya, melalui penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat
meningkatkan kualitas pencapaian tujuan (Sugiarta, 2007:). Berikut akan
diuraikan model-model pengembangan diantaranya:
1. R&D
Menurut Kemp
Menurut Kemp dalam Trianto (2007)
Pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap
langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan
perangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut.
Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang
untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena kurikulum yang berlaku
secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya
proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.
Model pengembangan sistem pembelajaran ini
memuat pengembangan perangkat pembelajaran. Terdapat sepuluh unsur rencana
perancangan pembelajaran. Kesepuluh unsur tersebut adalah:
1.
Identifikasi masalah pembelajaran, tujuan
dari tahapan ini adalah mengidentifikasi antara tujuan menurut kurikulum yang
berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model,
pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru.
2.
Analisis Siswa, analisis ini dilakukan
untuk mengetahui tingkah laku awal dan karateristik siswa yang meliputi ciri,
kemampuan dan pengalaan baik individu maupun kelompok.
3.
Analisis Tugas, analisis ini adalah
kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran, analisis konsep,
analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk
memudahkan pemahaman dan penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan
pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Program Pembelajaran (RPP)
dan lembar kegiatan siswa (LKS)
4.
Merumuskan Indikator, Analisis ini berfungsi sebagai (a) alat untuk
mendesain kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan
mengevaluasi hasil belajar siswa, dan (c) panduan siswa dalam belajar.
5.
Penyusunan Instrumen Evaluasi, Bertujuan untuk menilai hasil belajar, kriteria penilaian yang digunakan adalah penilaian
acuan patokan, hal ini dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan pencapaian
kompetensi dasar yang telah dirumuskan.
6.
Strategi Pembelajaran, Pada tahap
ini pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan.
Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format,
yang dipandang mampu memberikan
pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7.
Pemilihan media atau sumber belajar, Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung
pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih, jika sumber-sumber
pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan
pembelajaran.
8.
Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan
untuk mengembangkan dan melaksanakan dan melaksanakan semua kegiatan dan untuk
memperoleh atau membuat bahan.
9.
Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil
program
10. Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran, setiap langkah
rancangan pembelajaran selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat
2. R & D
Versi Dick and Carey
Perancangan pengajaran menurut sistem
pendekatan model Dick & Cerey, yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou
Carey dalam Trianto (2007). Model pengembangan ini ada kemiripan dengan model
yang dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan komponen melaksanakan analisis
pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses
pengembangan dan perencanaan tersebut.
Dari model di atas dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Identifikasi tujuan (Identity Instruyctional Goals).
Tahap awal
model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya
ketika mereka telah menyelesaikan program pengajaran. Definisi tujuan
pengajaran mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal
dari daftar tujuan sebagai hasil need assessment, atau dari pengalaman
praktek dengan kesulitan belajar siswa di dalam kelas.
2. Melakukan analisis instruksional (Conducting a goal Analysis).
Setelah
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar
yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi
keterampilan yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan
menghasilkan carta atau diagram tentang keterampilan-keterampilan/ konsep dan
menunjukkan keterkaitan antara keterampilan konsep tersebut.
3. Mengidentifikasi tingkah laku awal / karakteristik siswa (Identity
Entry Behaviours, Characteristic)
Ketika
melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan dan
tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan keterampilan
apa yang telah dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran. Yang penting
juga untuk diidentifikasi adalah karakteristik khusus siswa yang mungkin ada
hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran
4. Merumuskan tujuan kinerja (Write Performance Objectives)
Berdasarkan
analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa,
selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan
siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
5. Pengembangan tes acuan patokan (developing criterian-referenced test
items).
Pengembangan
Tes Acuan Patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan, pengebangan
butir assesmen untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dalam
tujuan
6. Pengembangan strategi pengajaran (Develop instructional strategy).
Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan mengidentifikasi
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi akan meliputi
aktivitas preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan balikan,
testing, yang dilakukan lewat aktivitas.
7. Pengembangan atau memilih pengajaran (Develop and select
instructional materials).
Tahap ini
akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi
petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.
8. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif (Design and conduct
formative evaluation).
Evaluasi
dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengidentifikasi
bagaimana meningkatkan pengajaran.
9. Menulis perangkat (design and conduct summative evaluation).
Hasil-hasil
pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan.
Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/
diimplementasikan di kelas.
10. Revisi pengajaran (instructional revitions).
Tahap ini
mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif
yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta
diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Versi Borg and Gall
Menurut Borg and Gall (1989), yang dimaksud
dengan model penelitian dan pengembangan adalah “a process used develop and
validate educational product”. Kadang-kadang penelitian ini juga disebut ”research
based development”, yang muncul sebagai strategi dan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Selain untuk mengembangkan dan memvalidasi
hasil-hasil pendidikan, Research and Development juga bertujuan untuk
menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui ‘basic research’, atau
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang masalah-masalah yang
bersifat praktis melalui ‘applied research’, yang digunakan untuk
meningkatkan praktik-praktik pendidikan. Dalam penelitian ini Research and
Development dimanfaatkan untuk menghasilkan model pelatihan keterampilan
sebagai upaya pemberdayaan, sehingga kemampuan masyarakat petani dalam berusaha
dapat berkembang.
Borg dan Gall (1989) dalam Arifin (2011)
mengembangkan langkah-langkah yang lebih terperinci kemudian disusunnya dalam
sepuluh langkah, yaitu “research and information collecting, planning,
develop preliminary form of product, preliminary field testing, main product
revision, main field testing, operational product revision, operational field
testing, final product revision, dissemination and implementation”.
Langkah 1: Research and Information
Collecting
Dalam langkah ini, peneliti melakukan studi pendahuluan atau
studi eksplorataif untuk mengkaji, menyelidiki dan mengumpulkan informasi. Langkah ini meliputi keiatan-kegiatan seperti
: analisis kebutuhan, kajian pustaka, observasi awal di kelas, identifikasi
permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan juga menghimpun data tentang
faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran. Untuk melakukan analisis kebutuhan ada
beberapa criteria yang harus diperhatikan, yaitu (a) produk yang akan
dikembangkan betul-betul merupakan produk penting dan bermanfaat bagi pendidikan,
(b) produk tersebut sangat memungkinkan
untuk dikembangkan, (c) tersedianya SDM yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman yang akan mengembangkan produk tersebut, dan (d)
tersedianya waktu yang cukup untuk mengembangkan produk tersebut.
Dalam studi literatur, peneliti melakukan
kajian tehadap produk yang akan dikembangkan, baik secara perspektif teori
maupun temuan riset dan informasi lain berkaitan dengan pengembangan produk
yang direncanakan. Selain itu, peneliti juga melakukan riset skala kecil. Hal
ini penting karena banyak pengembang mempunyai pertanyaan yang tidak bisa
dijawab dengan hanya mengacu pada hasil temuan penelitian atau buku-buku teks
lainnya. Oleh karenanya, pengembang perlu melakukan kajian terbatas untuk
mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.
Langkah 2 : Planning
Peneliti membuat rencana desain
pengembangan produk. Aspek-aspek penting
dalam rencana tersebut meliputi produk tentang apa, tujuan dan manfaatnya apa,
siap pengguna produknya, mengapa produk tersebut dianggap penting, dimana
lokasi untuk mengembangkan produk, dan bagaimana proses pengembangannya. Dalam
proses pengembangan ini harus digambarkan pula langkah-langkah pengembangan
produk awal, bagaimana teknis pelaksanaa uji-coba terbatas, revisi, uji-coba
ynag lebih luas, revisi produk akhir, diseminasi dan pelaksanaan.
Langkah 3 : Develop Preliminary Form of
Product
Pada langkah ini, peneliti mulai
mengembangkan bentuk produk awal (draft) yang bersifat sementara
(hipotesis). Dikatakan sementara bukan berarti produk tersebut dibuat
“asal-asalan”. Produknya tetap dibuat yang sebenarnya, lengkap, dan sebaik
mungkin, seperti kelengkapan komponen-komponen program, petunjuk pelaksanaan
(juklak), petunjuk teknis (juknis), contoh-contoh soal atau latihan, media
pembelajaran yang akan digunakan, dan system penilaian. Misalnya, produk yang
akan dikembangkan adalah modul, maka peneliti harus membuat modul yang
sebenarnya, lengkap dan utuh, mulai dari petunjuk pengerjaan modul sampai
dengan umpan balik sudah harus tersedia, termasuk perangkat penunjang lainnya.
Peneliti juga harus berkolaborasi dengan para ahli yang relevan dengan produk
tersebut. Sebelum dilaksanakan uji-coba terbatas, peneliti harus menilai
kembali dengan para ahli tentang produk yang telah dibuat, seperti ahli mata
pelajaran atau bidang studi, ahli kurikulum dan pembelajaran, ahli multimedia,
dan ahli evaluasi.
Langkah 4 : Preliminary Field Testing
Di sini, peneliti melakukan uji-coba
terbatas mengenai produk awal di lapangan yang melibatkan antara dua atau tiga
sekolah dengan subyek antara 10 – 15 orang. Selama uji-coba berlangsung,
peneliti dapat melakukan observasi terhadap kegiatan subyek (guru) dalam
melaksanakan produk tersebut. Setelah selesai uji-coba, kemudian peneliti
melakukan wawancara atau diskusi dengan subyek. Peneliti juga dapat
memberikan angket kepada subjek. Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk
menghimpun informasi dari subjek sebagai bahan pnyempumaan, baik terhadap produk
maupun persiapan dan penampilan guru itu sendiri pada pertemuan berikutnya. Hal ini dianggap penting karena uji-coba terbatas ini harus dilakukan berulang
sampai subjek betul-betul dapat mengunakan produk tersebut dengan baik.
Melakukan revisi tahap pertama, yaitu perbaikan dan
penyempurnaan terhadap produk utama, berdasarkan hasil uji-coba tebatas, termasuk hasil diskusi, observasi, wawancara, dan
angket.
Langkah Ke-6 : Main Field Testing
Melakukan uji-coba produk dalam skala yang lebih luas.
Perkiraan sekolah yang terlibat antara lima sampai dengan sepuluh sekolah serta
subjek antara 30 sampai dengan 100 orang. Dikatakan perkiraan karena jumlah dan karakteristik populasi sangat beragam. Dalam uji- coba ini, sampel harus dipilih
secara representatif, sehingga produk tereebut dapat terlaku secara umum.
Langkah-langkah uji-coba lebih luas ini sama dengan langkah-langkah uji-coba
terbatas, seperti subjek mempelajari produk dan menampilkannya, peneliti
melakukan observasi, diskusi, wawancara, dan penyebaran angket, semua hasil tes yang diperoleh sebelum
dan sesudah proses pembelajaran harus dikumpulkan untuk dibandingkan dengan
kelompok pembanding.
Langkah Ke-7 : Operational Product Revision
Melakukan revisi tahap kedua, yaitu memperbaiki dan
menyempurnakan produk berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji-coba lapangan yang lebih luas.
Melakukan uji pelaksanaan lapangan dengan melibatkan
antara 10-30 sekolah dan antara 40-200 subjek. Data dikumpulkan melalui
wawancara, observasi, dan angket. Jika peneliti tidak ingin mengetahui dampak
penggunaan produk, maka tidak perlu ada kelompok kontrol, seperti proyek
pelatihan yang dilakukan oleh Borg dan Gall, sebaliknya, jika peneliti ingin
mengetahui dampak dari penggunaan produk, maka perlu dibentuk dua kelompok,
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga nanti bisa dilakukan
uji perbedaan dengan t-test.
Misalnya, kelompok uji-coba lebih luas melibatkan 20
orang guru atau 20 kelas dari 10 sekolah. Setiap sekolah terdiri atas tiga
kategori, yaitu baik, sedang, dan kurang, baik dari pusat kota maupun
dari pinggiran. Jumlah kelompok eksperimen sama dengan jumlah kelompok uji-coba lebih luas.
Kelompok kontrol jumlah kategorinya sama dengan kelompok eksperimen. Di samping
pertimbangan kategori dan lokasi pemilihan kelompok kontrol
juga didasarkan atas kesamaan statusnya sebagai guru SD,
latar belakang dan pengalaman guru, sarana dan fasilitas pembelajaran yang
dimiliki. Berdasarkan pertimbangan pemilihan tersebut, maka masing-masing
pasangan kelompok dinilai sama atau setara sehingga memenuhi syarat sebagai berpasangan atau matching. Dengan demikian, model desain eksperimen yang
digunakan termasuk “the matching only pretest-posttest
control group design.”
Langkah Ke-9: Final Product Revision
Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dan masukan dalam uji pelaksanaan lapangan.
Langkah Ke-10: Dissemination and Implementation
Pada langkah terakhir ini, peneliti mendesiminasikan
(menyebarluaskan) produk untuk disosialisasikan kepada seluruh subjek
(kabupaten/kota atau provinsi atau juga nasional) melalui pertemuan dan jurnal
ilmiah, bekerja sama dengan penerbit jika sosialisasi produk tersebut bersifat
komersial, dan memantau distribusi dan kontrol mutu (quality control). Setelah
didesiminasikan, maka setiap sekolah dapat melaksanakan produk di tempatnya
masing-masing
Jika kesepuluh langkah penelitian pengembangan ini diikuti dengan benar,
dapat menghasilkan sebuah produk pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan,
yang siap dioperasikan atau digunakan di sekolah-sekolah.
4. Versi 4D
Metode pengembangan (Development
Research) dengan menggunakan pendekatan pengembangan model 4D (four-D
model). Adapun tahapan model pengembangan meliputi tahap pendefinisian (define),
tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan
tahap ujicoba (disseminate). Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini
baru sampai pada tahap pengembangan (develop).
Secara garis besar keempat tahap tersebut
sebagai berikut (Trianto, 2007):
a. Tahap Pendefinisian (define).
Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari
batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah
pokok, yaitu: (a) Analisis ujung depan, (b) Analisis siswa, (c) Analisis tugas.
(d) Analisis konsep, dan (e) Perumusan tujuan pembelajaran.
b. Tahap Perencanaan (Design ).
Tujuan tahap ini adalah menyiapkan
prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu,
(a) Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan
antara tahap define dan tahap design. Tes ini merupakan suatu alat mengukur
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar
mengajar, (b) Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi
pelajaran, (c) Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya dapat
dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang
dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.
c.
Tahap Pengembangan (Develop).
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar.
Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan
revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan
(c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c)
digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut
dengan siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.
d.
Tahap penyebaran (Disseminate).
Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan
perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas
lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji
efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.
5. Versi ADDIE
Munir
(2010:240)
menggunakan lima tahapan pengembangan multimedia yaitu tahap analisis, desain,
pengembangan, implementasi dan penilaian.
Model
pengembangan tersebut dikenal dengan model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement- Evaluate). ADDIE
muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu
fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur
program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu
sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan
yakni :
a.
Analysis (analisa)
b.
Design (disain / perancangan)
c.
Development (pengembangan)
d.
Implementation
(implementasi/eksekusi)
e.
Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Langkah 1: Analisis
Munir
(2008) menyatakan
bahwa “Pada tahap ini ditetapkan tujuan pengembangan software baik bagi
pelajar, guru dan maupun lingkungan”. Analisis dilakukan untuk mengetahui apa
tujuan dikembangkannya multimedia (simulasi) ini dan untuk siapa multimedia ini
digunakan.Tahap analisis juga
merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta
belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan),
mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task
analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa
karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan,
identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
a. Analisis Kinerja
Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui
dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi
berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen.
Contoh :
i.
Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
menyebabkan rendahnya kinerja individu dalam organisasi atau perusahaan, hal
ini diperlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran.
ii.
Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan,
atau kebosanan dalam bekerja memerlukan solusi perbaikan kualitas
manajemen.Misalnya pemberian insentif terhadap prestasi kerja, rotasi dan
promosi, serta penyediaan fasilitas kerja yang memadai.
b.
Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan
untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh
siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan
apabila program pembelajaran dianggap sebagai solusi dari masalah pembelajaran
yang sedang dihadapi.
Langkah 2: Desain
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat
rancangan (blueprint). Ibarat bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang
bangun (blue-print) diatas kertas harus ada terlebih dahulu. Apa yang kita
lakukan dalam tahap desain ini?
Tahap
yang dilakukan meliputi ini
penentuan
unsur-unsur yang perlu dimuatkan dalam software yang akan dikembangkan sesuai
dengan desain pembelajaran yaitu aspek model ID (desain instruksional) dan
aspek isi pengajaran yang akan dilakukan Munir (2010:242). Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan
media yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu,
pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang
relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lainlain. Semua
itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci.
Langkah 3: Pengembangan
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias
desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu
software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus
dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu
dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan
mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu
langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan.
Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu
evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk
memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang kita kembangkan.
Langkah 4: Implementasi
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan
sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang
telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau
fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misal, jika memerlukan software tertentu
maka software tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus
tertentu, maka lingkungan atau seting tertentu tersebut juga harus ditata.
Barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal.
Langkah 5: Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah
sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal
atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di
atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan
evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal, pada tahap
rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya
review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada
tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan
atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lain-lain.
3.5 TEKNIK PENYUSUNAN LAPORAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan produk atau
menyempurnakan produk. Produk tersebut dapat berbentuk benda atau perangkat keras, seperti buku, modul,
alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium atau juga terangkat lunak
(Software) seperti program komputer, modul pembelajaran dan lain-lain. Dalam
pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluatif,
dan eksperimental. Variasi metode inilah yang mendasari substansi proposal yang harus disusun.
Secara umum, garis besar isi usulan penelitian dan pengembangan dapat disusun dengan sistematika
sebagai terikut:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Produk yang Akan Dihasilkan
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Desain dan Prosedur Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Instrumen Penelitian
E. Analisis Data
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
PERINCIAN BIAYA
PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA
Berikut ini akan dijelaskan unsur-unsur
yang terdapat pada setiap poin laporan :
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini terisi
minimal empat poin, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat hasil penelitian. Latar belakang masalah harus menggambarkan pentingnya produk itu dihasilkan, analisis potensi yang ada, kebutuhan dan permasalahan yang membutuhkan
pemecahan menggunakan produk tertentu. Potensi
adalah sesuatu yang bila didayagunakan akan memterikan nilai tambah. Pada bagian
ini dijelaskan potensi produk apa yang akan diteliti dan kemungkinan masalah
yang akan timbul jika potensi tersebut tidak dikembangkan. Setelah menguraikan latar belakang masalah,
kemudian merumuskan masalah. Rumusan
masalah dibuat telah mengumpulkan infomasi dan dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
Rumusan masalah mencakup pertanyaan tentang kondisi yang menuntut dikembangkannya
suatu serta produk yang ingin dihasilkan.
Berdasarkan rumusan masalah, kemudian merumuskan tujuan penelitian. Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan atau
mengembangkan sesuatu produk baru yang bermanfaat. Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah.
Di sini dijelaskan hasil akhir apa yang ingin dicapai telah penelitian dan pengembangan ini selesai dilakukan. Pada akhir bab ini dikemukakan manfaat hasil penelitian, yaitu manfaat apa yang bisa didapatkan dari produk yang diteliti atau dikembangkan dalam penelitian ini. Manfaat di sini terutama yang berhubungan dengan pemecahan
masalah yang dihadapi dalam penelitian yang dilakukan. Manfaat lain yang perlu dikemukakan adalah manfaat
yang diperoleh bagi lembaga sebagai
penyelenggara kegiatan penelitian atau pihak-pihak yang dapat memanfaatkan produk
yang dihasilkan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Deskripsi teori
berisikan uraian tentang konsep dan teori yang digunakan sebagai landasan dalam
mengembangkan produk, terutama berkaitan dengan spesifikasi produk yang akan
dikembangkan. Dalam bab ini dikemukakan juga mengenai kerangka beipikir yang
menggambarkan alur kerja dari penelitian yang akan dilakukan. Kerangka berpikir
dikemukakan dengan maksud untuk menyusun reka pemecahan masalah melalui
pengembangan produk yang akan dihasilkan.
Selanjutnya, dijelaskan mengenai desain produk yang ingin dihasilkan dan
spesifikasi awal produk tersebut. Produk yang dihasilkan bisa berbentuk
Software maupun hardware. Dalam dunia pendidikan produk yang dihasilkan bisa
berupa sistem pengelolaan pendidikan, prosedur atau model pembelajaran, media
dan evaluasi pembelajaran, dan lain-lain.
BAB
III: METODE PENELITIAN
Pada bagian ini dijelaskan metode yang digunakan, desain dan
langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan, seperti studi pendahuluan,
pengembangan produk, pengujian produk, dan diseminasi. Dalam studi pendahuluan
dijelaskan semua kegiatan yang dilaksanakan untuk mendapatkan Iandasan teoretis
dan Iandasan empirik pengembangan produk. Desain pengembangan produk dijelaskan
dengan mengemukakan langkah-langkah pengembangan produk awal, kemudian proses
uji-coba yang dilakukan untuk menyempurnakan produk. Dari proses tersebut
diharapkan diperoleh produk yang sudah disempurnakan. Tahap selanjutnya,
dijelaskan proses pengujian untuk mengetahui efektivitas produk dalam
memecahkan masalah.
Pada
bagian ini perlu juga dijelaskan lokasi atau tempat setiap tahapan proses
penelitian dilaksanakan dan berapa lama penelitian direncanakan. Selanjutnya,
kemukakan populasi yang menjadi sasaran pada tahap penelitian pendahuluan,
sampel penelitian dan teknik sampling yang digunakan. Sebutkan juga subjek yang
dilibatkan selama pengembangan produk dan pengujian produk. Untuk mengumpulkan
data, jelaskan teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian yang digunakan
pada setiap tahapan studi. Mengingat studi dilakukan dalam beberapa tahap, maka
data dan instrumen yang digunakan lebih bervariasi dibandingkan dengan jenis
penelitian lain. Pada bagian akhir bab, jelaskan teknik analisis data,
langkah-langkah analisis dan rumus-rumus statistik yang akan digunakan dalam
setiap tahapan penelitian. Besar kemungkinan pada setiap tahapan penelitian
menggunakan teknik analisis yang berbeda
3.6 KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
Kelebihan :
1.
Pendekatan R & D mampu menghasilkan suatu
produk/model yang memiliki nilai validasi tinggi, karena produk tersebut
dihasilkan melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi oleh ahli.
2.
Pendekatan R & D merupakan penghubung antara
penelitian yang bersifat teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis.
3.
Metode penelitian yang ada dalam R & D cukup
komprehensif, mulai dari metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
4.
Mendorong proses inovasi produk/model yang tiada henti
sehingga diharapkan akan selalu ditemukan produk/model yang selalu actual
dengan tuntutan kekinian.
5.
Mampu mengatassi kebutuhan nyata dan mendesak (real
needs in the here-and-now) melalui pengembangan solusi atas suatu masalah
sembari menghasilkan pengetahuan yang bisa digunakan di masa mendatang.
Kekurangan:
1.
Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relative panjang,
karena prosedur yang harus ditempuh relatif kompleks.
2.
Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena
penelitian R & D ditujukan untuk pemecahan masalah “here and now”,
dan dibuat berdasar sampel (spesifik), bukan populasi.
3.
Penelitian R & D memerlukan sumber dana dan sumber
daya yang cukup besar.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Terdapat
banyak definisi dari penelitian dan pengembangan / research and development
(R&D) dari beberapa ahli. Dari pendapat para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian
dan pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
menghasilkan produk-produk tertentu serta menguji validitas dan keefektifan
produk tersebut dalam penerapannya.
Tujuan penelitian pengembangan khusus dalam
bidang pendidikan dibedakan
berdasarkan aspek pengembangan, yakni bagian kurikulum, teknologi dan media,
pelajaran dan instuksi, dan pendidikan guru didaktis.
Terdapat beberapa versi model penelitian dan pengembangan menurut para ahli, misalnya model penelitian
dan pengembangan versi kemp,dick and carey, borg and gall, 4D, ADDIE, dll.
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluatif,
dan eksperimental. Variasi metode inilah yang mendasari substansi proposal yang harus disusun. Laporan yang dibuat harus selalu dilampiri dengan
produk yang dihasilkan beserta spesifikasi dan penjelasannya.
Seperti halnya metode yang lainnya, metode
penelitian dan pengembangan juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Pendekatan
R&D mampu menghasilkan produk/model yang memiliki nilai validasi tinggi dan
menemukan produk/model yang selalu actual dengan tuntutan zaman sehingga
menghasilkan pengetahuan yang bisa digunakan di masa mendatang. Akan tetapi
pada prinsipnya R&D memerlukan waktu yang relative panjang serta memerlukan
sumber dana dan daya yang cukup besar. Juga tidak bisa digeneralisasikan seraca
utuh.
4.2 SARAN
Setelah menyusun kesimpulan kami melanjutkan untuk
merumuskan saran-saran sebagai berikut :
1. Perlu dilakukannya kelanjutan mengenai
pemahaman penelitian perkembangan dan penelitian .
2. Peneliti
memahami segal model peelitian dan pengembangan yang akan dijadikan landasan
untuk menyelesaikan penelitiannya sehingga akan tersusun dan terarah.
3. Bagi
guru diharapkan dapat menggunakan metode penelitian r & d dan dapat menciptakan atau mengembangkan
suatu produk yang dapat mempermudah siswa mencapai hasil belajar yang memuaskan.
4. Bagi para
peneliti yang akan melakukan penelitian Sosialisasi produk
media pembelajaran juga diperlukan. Harapannya dapat membantu peran guru dalam
proses pembelajaran dan dapat diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan yang
nantinya dapat dikembangkan lebih baik, lebih kreatif dan lebih inovatif.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh. Bandung :
Alfabeta
Santyasa, I Wayan. 2009. Metode Penelitian
Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam Pelatihan Bagi
Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, Bali 12-14 Januari 2009. Universitas
Pendidikan Ganesha: Singaraja.
Sugiarta, Awandi Nopyan. (2007). Pengembangan Model Pengelolaan
Program Pembelajaran Kolaboratif
Untuk Kemandirian Anak
Jalanan Di Rumah
Singgah (Studi Terfokus
di Rumah Singgak
Kota Bekasi). Desertasi tidak diterbitkan. Bandung: PPS UPI
Sugiyono,
2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta:
Alfhabeta
Sujadi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Rineka cipta.
Sukmadinata,
Nana Syaodih, 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Soenarto,
2008. Penelitian Pengembangan Research & Development (R&D) Sebagai
Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Sarahsehan
Metodologi Penelitian, di Program PascaSarjana UNY, http://reskiwatisalam.blodspot.com/2012/12/penelitian-pengembangan.html?m=1 (diakses 17 Maret 2017)
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta:
Bumi Aksara.
Lampiran
PENGEMBANGAN MODUL
PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI OPERASI
ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTs
ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTs
Permasalahan yang
dihadapi siswa kelas VIII SMP/MTs salah satunya adalah bahan ajar yang
digunakan kurang membantu siswa dalam pembelajaran karena jumlahnya terbatas.
Dari permasalahan tersebut diperlukan suatu solusi yaitu mengembangkan modul
untuk menunjang bahan ajar yang sudah ada, dengan kata lain buku tambahan untuk
siswa atau buku suplemen siswa yang dibuat semenarik mungkin.
Berdasarkan kebutuhan
siswa tersebut peneliti mengembangkan sebuah modul pembelajaran matematika pada
materi operasi aljabar untuk siswa kelas VIII SMP/MTs. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan diadaptasi
dari model pengembangan menurut Sugiyono yang terdiri dari 10 langkah.
Langkah-langkah tersebut meliputi: potensi dan masalah, pengumpulan data,
desain produk, validasi desain, revisi desain, ujicoba produk, revisi produk,
ujicoba pemakaian, revisi produk, dan produksi masal.
Modul pembelajaran
telah divalidasi oleh tiga validator, yaitu: 1 dosen pendidikan matematika dan
2 guru matematika. Hasil validasi dari validator menunjukkan tingkat kelayakan
yang baik dan modul pembelajaran bisa diujicobakan dengan revisi. Modul yang
telah dinilai oleh validator kemudian direvisi sesuai dengan masukan perbaikan
dari validator. Berikut perbaikan yang dilakukan:
a.
Menambahkan sub-sub
materi di setiap kegiatan belajar pada daftar isi.
Gambar 2: Revisi penambahan sub
materi pada daftar isi: atas sebelum direvisi, bawah
setelah direvisi
b.
Perbaikan tujuan pembelajaran dan indikator pembelajaran pada setiap awal
kegiatan belajar.
Gambar
3: Contoh
perbaikan tujuan dan indikator pembelajaran pada setiap awal kegiatan belajar:
kiri sebelum direvisi, kanan setelah direvisi
c.
Perbaikan pada pendefinisian istilah bentuk aljabar.
Gambar 4: Perbaikan pada
pendefinisian istilah bentuk aljabar: atas sebelum direvisi, bawah setelah
direvisi
d.
Perubahan desain
latihan 1 dan penambahan soal terbuka.
Gambar 5: Perubahan
desain dan penambahan soal terbuka: kiri sebelum direvisi, kanan setelah
direvisi
e.
Perbaikan penulisan skala penilaian tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada umpan balik dan tindak lanjut.
Gambar 6: Perbaikan penulisan
skala penilaian tingkat penguasaan siswa: atas sebelum direvisi, bawah setelah direvisi
f.
Memperbaiki gambar
pada lab mini perkalian suku satu dengan suku dua, panjang sisi pada gambar harus sama.
Gambar 7: Perbaikan gambar:
kiri sebelum direvisi, kanan setelah direvisi
kiri sebelum direvisi, kanan setelah direvisi
g.
Mengganti penulisan istilah-istilah dalam glosarium sesuai urutan abjad dan memperbaiki pendefinisian istilah yang kurang tepat.
Gambar 8: Perbaikan glosarium:
kiri sebelum direvisi, kanan setelah direvisi
kiri sebelum direvisi, kanan setelah direvisi
Produk
yang telah direvisi kemudian diujicobakan kepada siswa terbatas. Ujicoba
dilakukan pada siswa SMP/MTs yang belum pernah menerima materi operasi aljabar
yang berjumlah 6 siswa. Setelah melaksanakan ujicoba diperoleh hasil angket
respon siswa, dan dilakukan revisi tahap ke dua untuk penyempurnaan modul
sebagai berikut:
a.
Memperbaiki penyusunan kalimat pada soal cek
kemampuan.
Gambar
9: Perbaikan
penyusunan kalimat pada soal: atas sebelum direvisi, bawah setelah direvisi
b.
Perbaikan pada penjelasan terkait variabel.
Gambar
10: Perbaikan pada penjelasan terkait variabel: kiri sebelum direvisi, kanan setelah direvisi
c.
Perbaikan pada
penjelasan terkait suku dua (binomial).
Gambar 11: Perbaikan pada
penjelasan terkait suku dua (binomial):
atas sebelum direvisi, bawah setelah direvisi
atas sebelum direvisi, bawah setelah direvisi
Secara keseluruhan,
pengembangan modul dalam pembelajaran matematika pada materi operasi aljabar
untuk siswa kelas VIII SMP/MTs dinyatakan layak dan dapat digunakan dalam
pembelajaran. Hasil validasi dari validator menunjukkan persentase persepsi
validator 84,3% dan masuk dalam kriteria validasi yang pertama yaitu sangat
baik. Modul yang dikembangkan sudah sesuai dengan karakteristik penyusunan
modul diantaranya memuat rangkaian kegiatan belajar, materi yang digunakan
sudah sesuai dengan KI dan KD, menggunakan bahasa yang sederhana, dan terdapat
umpan balik atas penilaian siswa sehingga siswa mengetahui tingkat penguasaan
materi. Oleh karena itu modul yang dikembangkan dapat dikatakan baik dan layak
untuk digunakan meskipun ada hal yang harus direvisi berdasarkan saran
perbaikan dari validator. Sedangkan respon siswa terhadap pembelajaran
menggunakan modul tergolong dalam kriteria baik berdasarkan data hasil analisis
angket respon siswa dengan skor total 91,7%. Aspek yang termuat dalam angket
respon siswa ini yaitu aspek tampilan, aspek kemudahan, dan aspek kondisi siswa
ketika belajar menggunakan modul. Hasil analisis dari pengisian angket respon
siswa diketahui bahwa rata-rata jawaban siswa diseluruh aspek berada pada
kriteria kualitas baik. Modul yang dikembangkan mudah dipahami oleh siswa,
mempunyai tampilan yang menarik, dapat meningkatkan semangat belajar siswa, dan
siswa merasa senang ketika belajar menggunakan modul, sehingga respon siswa
terhadap pembelajaran menggunakan modul tergolong dalam kriteria baik. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran yang dikembangkan baik,
layak digunakan, dan menarik untuk dipelajari.